Rabu, 31 Agustus 2016

Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi Karyawan

Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi Karyawan


"When you find yourself on the side of the majority, it's time to PAUSE and reflect." (Mark Twain)
Orang rata-rata alias mayoritas enggan belajar. Sebut saja, malas belajar. Kita hendaknya melakukan yang sebaliknya. Belajar. Berguru. Bermurid.

Seminar-Motivasi-Pegawai-Seminar-Motivasi-Kerja-Seminar-Motivasi-Karyawan

Seminar-Motivasi-Pegawai-Seminar-Motivasi-Kerja-Seminar-Motivasi-Karyawan

Jadilah guru dan jadilah murid. Ibaratnya, kita punya orangtua, tapi juga punya anak. Itu sangat menyenangkan. Bisa mengajar dan juga bisa belajar.

Catat ya. Orang yang belajar itu open-minded, awet muda, tidak mudah pikun.

Termasuk, kegiatan menulis. Ketika anda berhasil menangkap seekor kijang, maka ikatlah. Jika tidak, sia-sialah keletihan dan pengorbanan Anda. Menulis itu mengikat ilmu.

Sekian dari saya, Ippho Santosa.

Selasa, 30 Agustus 2016

Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran, Seminar Motivasi Kerja

Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran, Seminar Motivasi Kerja


Orang yang dominan otak kirinya akan berpikir panjang untuk sedekah. Mikir ini-itu. Setelah sedekah pun, kepikiran. Hehehe. 


Seminar-Motivasi-Korporat-Seminar-Motivasi-Kantoran-Seminar-Motivasi-Kerja

Ternyata ada satu hikmah tersirat dari sedekah terkait dengan otak kanan. Apa itu? Begini:
-       Sedekah berasal dari kata shodaqoh.
-       Shodaqoh artinya benar.
-       Benar, Bahasa Inggris-nya adalah right.
-       Makna lain dari right adalah kanan.
-       Kalaulah boleh dikait-kaitkan, maka sedekah itu otak kanan. Hehehe, maksa!

Hikmahnya, sedekah akan lebih mudah untuk dilakukan dengan pendekatan otak kanan. Nggak terlalu mikir. 


Seminar-Motivasi-Korporat-Seminar-Motivasi-Kantoran-Seminar-Motivasi-Kerja

Barangkali Anda mengerutkan kening pertanda kurang setuju, tapi pada kenyataannya yah seperti itu. Hehehe.


Setuju apa nggak, yang penting Anda tetap sedekah. Ocre? Sekian dari saya, Ippho Santosa.

Seminar Motivasi Perusahaan, Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran

Seminar Motivasi Perusahaan, Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran


Di seminar motivasi, saya sering mengajak peserta untuk memiliki kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Ternyata ada rahasianya. Anda mau tahu salah satu rahasianya?

Begini. Sebelum Anda membaca tulisan ini, baiknya tarik nafas panjang dulu. Sudah?

Kalau sudah, boleh dilanjutkan.

Seminar-Motivasi-Perusahaan-Seminar-Motivasi-Korporat-Seminar-Motivasi-Kantoran

Ketika kita masih kecil, misalnya sakit, tahukah kita ternyata orangtua berdoa, “Ya Allah, sembuhkan anakku. Pindahkan saja sakitnya padaku.” Jelas, doa ini tidak terlalu tepat. Kalau berharap sembuh, yah sembuh saja. Tak perlu berharap sakit yang berpindah segala. Namun itu menunjukkan rasa sayang dan pengorbanan orangtua kepada anaknya.

Kini, kita sudah dewasa dan misalnya orangtua sakit, seperti apa doa dan perhatian kita kepada mereka? Pastilah tidak setara dengan doa dan perhatian mereka dulu. Betul apa betul?

Bahkan sekarang pun, ketika kita sudah dewasa, sudah mandiri, dan sudah sukses, rupa-rupanya hampir semua doa yang orangtua ucapkan adalah untuk kita, anak-anaknya! Hanya sedikit saja doa yang mereka ucapkan untuk diri mereka sendiri!

Seminar-Motivasi-Perusahaan-Seminar-Motivasi-Korporat-Seminar-Motivasi-Kantoran

Mari tingkatkan bakti kita kepada orangtua. Dengan doa. Dengan perhatian. Dengan nafkah. Dengan waktu. Dengan apa saja. Menariknya, mereka yang rajin dan rutin berbakti, diberikan kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Urusan-urusan di kantor pun jadi lebih gampang.

Buktikan saja. Sekian dari saya, Ippho Santosa.

Senin, 15 Agustus 2016

Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Karyawan

Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi SDM


Di seminar motivasi pendidikan, saya sebagai motivator Indonesia sering mengajak peserta untuk memiliki mental pemenang. Berusaha berpikir positif. Niscaya akan beruntung.

Alhamdulillah sejak 2010 sampai saat ini , di berbagai kesempatan saya membawakan seminar 7 Keajaiban Rezeki bareng Ary Ginanjar, Syafi’i Antonio, Aa Gym, Sandiaga Uno, Tung Desem Waringin, Bong Chandra, Merry Riana, Nurhayati Subakat (pemilik Wardah), Darnelly Guril (pemilik Arminareka), Heppy Trenggono, Habiburrahman El-Shirazy, Jamil Azzaini, dan lain-lain.

Seminar-Motivasi-Karyawan-Seminar-Motivasi-Kerja-Seminar-Motivasi-SDM

Sebagai pembicara seminar, kesempatan ini merupakan nikmat tersendiri bagi saya. Satu hal yang sering saya bahas di seminar adalah soal mental pemenang. Dalam keseharian, mereka yang bermental pemenang kadang bersikap terbalik. Dan rupa-rupanya ini malah menjadi motivasi sukses bagi mereka. Positif.

Misalkan saja:

- Sakit, tapi masih bisa tersenyum.

- Gagal, tapi masih bisa bahagia.

- Bangkrut, tapi masih bisa bersyukur.

- Miskin, tapi masih mau berbagi.

Seminar-Motivasi-Karyawan-Seminar-Motivasi-Kerja-Seminar-Motivasi-SDM

Memang tidak mudah, tapi bisa! 

Kita, orang Indonesia, harus bisa!





Untuk mengundang Ippho Santosa dalam in-house seminar, SMS 0812-704-9090.
Seminar Motivasi bersama BI.

Rabu, 10 Agustus 2016

Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja

Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja


Di seminar motivasi, saya kadang bertanya kepada peserta.

Kapan rezeki datang?

Sebenarnya, yah selalu datang.
Selagi kita masih ada umur.

Rezeki bukan soal gaji atau laba saja. Lebih luar dari itu.

Seminar-Motivasi-SDM-Seminar-Motivasi-Karyawan-Seminar-Motivasi-Kerja

Jangankan kita, hewan saja dijamin rezekinya. Jelek-jelek gitu, maling pun dijamin rezekinya. Yah, apalagi kita yang insya Allah orang baik-baik. Terlebih-lebih lagi kalau kita beriman.

Namun ada yang namanya rezeki tidak disangka-sangka. Sesuai namanya, tidak disangka-sangka, tapi datang seketika. Kapan datangnya? Saya pun berusaha mempelajari polanya, karena segala sesuatu ada polanya.

Alhamdulillah, sejak 2010 saya serius menulis tentang rezeki. Mulai buku 7 Keajaiban Rezeki sampai buku Percepatan Rezeki. Ada pula buku Magnet Rezeki. Akhirnya pola itu sedikit-banyak saya temukan.

Hm, apa saja polanya? Begini:
-  Setelah kita berserah diri kepada-Nya (tawakal)
-  Saat kita berusaha mematuhi perintah-Nya
-  Saat kita berusaha menjauhi larangan-Nya
-  Saat kita berikhtiar sungguh-sungguh

Itu pola umumnya, yang hampir semua orang sudah mengetahuinya.

Terus, apa pola khususnya? Ternyata banyak.

Saya berjanji akan sharing pola-pola khususnya di channel Telegram. Maka dari itu, ajaklah teman-teman kita untuk install Telegram dan bergabung di channel ipphoright (Telegram).

Klik >> telegram.me/ipphoright

Apalagi kita sama-sama tahu, saat kita sungguh-sungguh berharap orang lain membaik rezekinya, maka Dia Yang Maha Pemurah serta-merta memperbaiki rezeki kita. Dan ingat-ingatlah ini:

- Ingin cerdas, cerdaskan orang lain

- Ingin sukses, sukseskan orang lain

- Ingin doa terkabul, doakan orang lain

- Ingin dibantu Allah, bantu orang lain

- Ingin darah membaik, donor darah ke orang lain

- Dan seterusnya

Inilah kuncinya. Ketika Anda mengajak orang lain bergabung ke channel ini, niatkan sungguh-sungguh agar mereka membaik rezekinya. Istilah saya, berkah berlimpah. Sekali lagi, kuncinya pada kesungguhan niat.

Siap?



Untuk mengundang, klik www.ippho.com

Selasa, 09 Agustus 2016

Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi SDM

Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi SDM

Dalam seminar motivasi untuk karyawan atau seminar motivasi kerja, saya sering menyinggung soal kerja adalah ibadah. Bukan sekadar mencari nafkah. Sebagai motivator Indonesia, saya merasa perlu mengingatkan hal ini.

Seminar-Motivasi-Karyawan-Seminar-Motivasi-Kerja-Seminar-Motivasi-SDM

Seminar-Motivasi-Karyawan-Seminar-Motivasi-Kerja-Seminar-Motivasi-SDM


Semua orang tahu #KerjaItuIbadah (Work with Worship).
-       Bukankah dengan bekerja, ia mencukupi dirinya sendiri, sehingga menjaga dirinya dari meminta-minta.
-       Bukankah dengan bekerja, ia mencukupi keluarga inti dan membantu keluarga besar.
-       Bukankah dengan bekerja, ia berusaha menjadi teladan terbaik bagi anak-anaknya.
-       Bukankah dengan bekerja, ia berusaha untuk jujur dan gigih, agar menjadi amal jariyah bagi orangtua dan guru-gurunya
-       Bukankah dengan bekerja, ia menjalankan perannya sebagai khalifah, di mana ia pantang menyia-nyiakan potensi dan pantang berbuat kerusakan.
-       Kerja itu ibadah, dakwah, amanah, anugerah, kehormatan, pelayanan, panggilan, aktualisasi, potensi, dan seni. Setidaknya, ada sepuluh makna. Dan inilah kelebihan kita, karena literatur Barat tidak mengenal konsep kerja sebagai ibadah.

Seminar-Motivasi-Karyawan-Seminar-Motivasi-Kerja-Seminar-Motivasi-SDM
Maaf, kalau sekadar kerja, kera juga kerja. Kalau sekadar makan, babi hutan juga makan. Buya Hamka sudah mengingatkan ini dengan tegas dan keras sejak puluhan tahun yang silam. Yah, sudah sepantasnya manusia punya nilai tambah. Ketika bekerja, manusia hendaknya juga mencari keberkahan, keilmuan, pengalaman, silaturahim, nama baik, dan lain sebagainya. Bukan sekadar kerja. Silakan berfalsafah, “Kerja, kerja, kerja.” Namun iringi juga dengan, “Berkah, berkah, berkah.”     

Masihkah kita menganggap kerja itu sekadar mencari nafkah? 






Berita 'Seminar Motivasi' di Solo Pos.
Berita 'Seminar Motivasi' di Tribun Jogja.
Berita 'Seminar Motivasi di Tribun Pekanbaru.
Follow @ipphoright.