Motivasi Kerja Karyawan, Seminar Motivasi Bisnis, Seminar Motivasi Pelajar
Anda ngefans sama siapa?
Jason Statham atau Robert Downey Jr?
Justin Bieber atau Tayor Swift?
Ngefans berat?
Sungguh, kelak kita akan dikumpulkan dengan orang-orang yang kita cintai, walaupun kita belum pernah bertemu dengan orang-orang tersebut. Itu pesan guru saya.
Oleh karenanya, pastikan kita mencintai orang-orang yang tepat. Tatkala kita mencintai seseorang, maka kita akan senantiasa menyebut-nyebut namanya. Dengan senang hati pula kita menuruti kata-katanya, juga membelanya.
Dan manakala orang lain menyebut namanya, hati kita langsung bergetar! Itulah tanda-tanda cinta!
Cinta kadang tak perlu diucapkan. Namun terlihat nyata dari sikap kita. Apakah kita sering menyebut-nyebut namanya? Apakah kita menuruti kata-katanya? Begitu terdengar namanya, apakah hati kita langsung bergetar?
#JumatBerkah. Sekali lagi, pastikan kita mencintai orang yang tepat. Bukan mereka yang justru menjauhkan kita dari-Nya. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Minggu, 18 September 2016
Motivasi Kerja Karyawan, Seminar Motivasi Bisnis, Seminar Motivasi Pelajar
Motivasi Kerja Keras, Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Pegawai
Motivasi Kerja Keras, Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Pegawai
4 huruf, tapi bisa melipatgandakan berkah dan hasil. Ya, cuma 4 huruf...
Apa itu? A-j-a-k.
Maksudnya? Saya kasih contoh ya:
- Bangun awal dan AJAK orang bangun awal.
- Berbagi dan AJAK orang berbagi.
- Berbakti dan AJAK orang berbakti.
- Sukses dan AJAK orang untuk sukses.
- Kerja keras dan AJAK orang untuk kerja keras.
Begini. Kita mengajak orang pada kebaikan, bukan berarti kita ini 100% orang baik-baik. Belum tentu. Ini namanya mengingatkan dalam kebaikan dan sama-sama menuju kebaikan. Jika kita mengajak diri kita dan orang lain dalam kebaikan, maka sedikit-banyak ini akan mencegah kita jatuh dalam keburukan.
Demikian pula dengan kesuksesan. Kita mengajak orang pada kesuksesan, bukan berarti kita ini orang yang sudah sukses. Belum tentu. Ini namanya saling mengingatkan, saling menyemangati, dan sama-sama menuju kesuksesan. Jika kita mengajak diri kita dan orang lain dalam kesuksesan, maka sedikit-banyak ini akan mencegah kita jatuh dalam kegagalan.
Makanya follower saya selalu mengajak teman-temannya dan saudara-saudaranya untuk ikut seminar saya. Terutama yang gratis. Adalah egois kalau kita hanya mementingkan kesuksesan kita sendiri saja. Ya, egois.
Berbagi, misalnya. Mungkin Anda cuma sanggup Rp 20 ribu. Tapi itu bisa bernilai Rp 2 juta, kalau Anda MENGAJAK 100 orang untuk ikut berbagi. Kurang-lebih yah begitu.
Sholat dhuha, misalnya. Mungkin Anda cuma sanggup 4 rakaat. Tapi itu bisa bernilai 400 rakaat, kalau Anda MENGAJAK 100 orang untuk ikut ber-dhuha. Kurang-lebih yah begitu.
Demikianlah, cuma 4 huruf, tapi bisa melipatgandakan berkah dan hasil. A-J-A-K.
Mari, ajak kenalan-kenalan kita bergabung di grup WA ini.
Sekian dari saya, Ippho Santosa. Semoga berkah berlimpah!
Selasa, 06 September 2016
Seminar Motivasi Bisnis, Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Pegawai
Seminar Motivasi Bisnis, Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Pegawai
Di seminar motivasi diri, kadang saya membahas soal pentingnya magang.
Seorang Muhammad muda bisa sukses berbisnis, wasilahnya dari mana? Salah satunya dari magang. Sejarah mencatat, ia magang dan dibimbing oleh pamannya tercinta.
Donald Trump (walaupun sebagian besar orang tidak menyukainya, namun ia terbukti sukses berbisnis) juga menganjurkan dan mengajarkan magang. Apprentice, namanya.
Jack Ma, salah satu orang terkaya di Tiongkok, lagi-lagi menganjurkan dan mengajarkan magang. Selain beroleh ilmu yang detail, kita juga bisa merasakan spirit, dream, dan passion si pengusaha.
Tentu saja, magang lebih menyita waktu namun itu sangat setimpal jika dibanding dengan hasil dan dampak yang akan diperoleh. Apalagi kalau kita magang bersama the best one, yang terbaik, bukan sosok biasa.
Ini berlaku baik dalam bisnis maupun dalam karier. Entah Anda ingin menjadi pengusaha atau karyawan. Dan baiknya, carilah tempat magang yang bisa meningkatkan motivasi kerja.
Anda siap?
Di seminar motivasi diri, kadang saya membahas soal pentingnya magang.
Seorang Muhammad muda bisa sukses berbisnis, wasilahnya dari mana? Salah satunya dari magang. Sejarah mencatat, ia magang dan dibimbing oleh pamannya tercinta.
Donald Trump (walaupun sebagian besar orang tidak menyukainya, namun ia terbukti sukses berbisnis) juga menganjurkan dan mengajarkan magang. Apprentice, namanya.
Jack Ma, salah satu orang terkaya di Tiongkok, lagi-lagi menganjurkan dan mengajarkan magang. Selain beroleh ilmu yang detail, kita juga bisa merasakan spirit, dream, dan passion si pengusaha.
Ini berlaku baik dalam bisnis maupun dalam karier. Entah Anda ingin menjadi pengusaha atau karyawan. Dan baiknya, carilah tempat magang yang bisa meningkatkan motivasi kerja.
Anda siap?
Senin, 05 September 2016
Seminar Motivasi Wirausaha, Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi SDM
Seminar Motivasi Wirausaha, Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi SDM
Profesi dan posisi guru itu menyenangkan. Setidaknya, membuat Anda awet muda (karena selalu berinteraksi dengan manusia), senantiasa dikenang, dan sarat amal jariyah.
Saya pribadi berusaha menghubungi bahkan menemui guru-guru yang pernah mengajar saya. Karena teramat besar jasa mereka kepada saya. Begitulah, jasa mereka selalu dikenang.
Sebenarnya saya pun seorang guru. Itulah takdir saya. Hanya saja, predikatnya sedikit berbeda. Namanya motivator. Kedengaran lebih keren ya? Hehehe, sama saja.
Dengan izin Allah, saya pernah berseminar di Tokyo Institute of Technology, Osaka University, KAIST (Korea), Australian National University, Melbourne University, Curtin University, Queensland University, dan Al-Azhar University (Mesir).
Kenapa saya mengajar? Pertama, berinteraksi dengan manusia. Jangan salah, tidak semua profesi berinteraksi intens dengan manusia. Kedua, sarat dengan amal jariyah. Dan masih banyak alasan lainnya.
Sekiranya kita bukan guru, yah nggak apa-apa. Namun tetaplah melibatkan diri dalam kegiatan keilmuan. Misalnya, sebagai donatur di sekolah, donatur di pesantren, peneliti, dan lain-lain. Buat apa? Yah itu tadi, meraih amal jariyah.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Profesi dan posisi guru itu menyenangkan. Setidaknya, membuat Anda awet muda (karena selalu berinteraksi dengan manusia), senantiasa dikenang, dan sarat amal jariyah.
Saya pribadi berusaha menghubungi bahkan menemui guru-guru yang pernah mengajar saya. Karena teramat besar jasa mereka kepada saya. Begitulah, jasa mereka selalu dikenang.
Sebenarnya saya pun seorang guru. Itulah takdir saya. Hanya saja, predikatnya sedikit berbeda. Namanya motivator. Kedengaran lebih keren ya? Hehehe, sama saja.
Dengan izin Allah, saya pernah berseminar di Tokyo Institute of Technology, Osaka University, KAIST (Korea), Australian National University, Melbourne University, Curtin University, Queensland University, dan Al-Azhar University (Mesir).
Kenapa saya mengajar? Pertama, berinteraksi dengan manusia. Jangan salah, tidak semua profesi berinteraksi intens dengan manusia. Kedua, sarat dengan amal jariyah. Dan masih banyak alasan lainnya.
Sekiranya kita bukan guru, yah nggak apa-apa. Namun tetaplah melibatkan diri dalam kegiatan keilmuan. Misalnya, sebagai donatur di sekolah, donatur di pesantren, peneliti, dan lain-lain. Buat apa? Yah itu tadi, meraih amal jariyah.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Rabu, 31 Agustus 2016
Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi Karyawan
Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi Karyawan
"When you find yourself on the side of the majority, it's time to PAUSE and reflect." (Mark Twain)
Orang rata-rata alias mayoritas enggan belajar. Sebut saja, malas belajar. Kita hendaknya melakukan yang sebaliknya. Belajar. Berguru. Bermurid.
Jadilah guru dan jadilah murid. Ibaratnya, kita punya orangtua, tapi juga punya anak. Itu sangat menyenangkan. Bisa mengajar dan juga bisa belajar.
Catat ya. Orang yang belajar itu open-minded, awet muda, tidak mudah pikun.
Termasuk, kegiatan menulis. Ketika anda berhasil menangkap seekor kijang, maka ikatlah. Jika tidak, sia-sialah keletihan dan pengorbanan Anda. Menulis itu mengikat ilmu.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
"When you find yourself on the side of the majority, it's time to PAUSE and reflect." (Mark Twain)
Orang rata-rata alias mayoritas enggan belajar. Sebut saja, malas belajar. Kita hendaknya melakukan yang sebaliknya. Belajar. Berguru. Bermurid.
Jadilah guru dan jadilah murid. Ibaratnya, kita punya orangtua, tapi juga punya anak. Itu sangat menyenangkan. Bisa mengajar dan juga bisa belajar.
Catat ya. Orang yang belajar itu open-minded, awet muda, tidak mudah pikun.
Termasuk, kegiatan menulis. Ketika anda berhasil menangkap seekor kijang, maka ikatlah. Jika tidak, sia-sialah keletihan dan pengorbanan Anda. Menulis itu mengikat ilmu.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Selasa, 30 Agustus 2016
Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran, Seminar Motivasi Kerja
Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran, Seminar Motivasi Kerja
Orang yang dominan otak kirinya akan berpikir panjang untuk sedekah. Mikir ini-itu. Setelah sedekah pun, kepikiran. Hehehe.
Ternyata ada satu hikmah tersirat dari sedekah terkait dengan otak kanan. Apa itu? Begini:
- Sedekah berasal dari kata shodaqoh.
- Shodaqoh artinya benar.
- Benar, Bahasa Inggris-nya adalah right.
- Makna lain dari right adalah kanan.
- Kalaulah boleh dikait-kaitkan, maka sedekah itu otak kanan. Hehehe, maksa!
Hikmahnya, sedekah akan lebih mudah untuk dilakukan dengan pendekatan otak kanan. Nggak terlalu mikir.
Barangkali Anda mengerutkan kening pertanda kurang setuju, tapi pada kenyataannya yah seperti itu. Hehehe.
Setuju apa nggak, yang penting Anda tetap sedekah. Ocre? Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Orang yang dominan otak kirinya akan berpikir panjang untuk sedekah. Mikir ini-itu. Setelah sedekah pun, kepikiran. Hehehe.
Ternyata ada satu hikmah tersirat dari sedekah terkait dengan otak kanan. Apa itu? Begini:
- Sedekah berasal dari kata shodaqoh.
- Shodaqoh artinya benar.
- Benar, Bahasa Inggris-nya adalah right.
- Makna lain dari right adalah kanan.
- Kalaulah boleh dikait-kaitkan, maka sedekah itu otak kanan. Hehehe, maksa!
Hikmahnya, sedekah akan lebih mudah untuk dilakukan dengan pendekatan otak kanan. Nggak terlalu mikir.
Barangkali Anda mengerutkan kening pertanda kurang setuju, tapi pada kenyataannya yah seperti itu. Hehehe.
Setuju apa nggak, yang penting Anda tetap sedekah. Ocre? Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Seminar Motivasi Perusahaan, Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran
Seminar Motivasi Perusahaan, Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran
Di seminar motivasi, saya sering mengajak peserta untuk memiliki kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Ternyata ada rahasianya. Anda mau tahu salah satu rahasianya?
Begini. Sebelum Anda membaca tulisan ini, baiknya tarik nafas panjang dulu. Sudah?
Kalau sudah, boleh dilanjutkan.
Ketika kita masih kecil, misalnya sakit, tahukah kita ternyata orangtua berdoa, “Ya Allah, sembuhkan anakku. Pindahkan saja sakitnya padaku.” Jelas, doa ini tidak terlalu tepat. Kalau berharap sembuh, yah sembuh saja. Tak perlu berharap sakit yang berpindah segala. Namun itu menunjukkan rasa sayang dan pengorbanan orangtua kepada anaknya.
Kini, kita sudah dewasa dan misalnya orangtua sakit, seperti apa doa dan perhatian kita kepada mereka? Pastilah tidak setara dengan doa dan perhatian mereka dulu. Betul apa betul?
Bahkan sekarang pun, ketika kita sudah dewasa, sudah mandiri, dan sudah sukses, rupa-rupanya hampir semua doa yang orangtua ucapkan adalah untuk kita, anak-anaknya! Hanya sedikit saja doa yang mereka ucapkan untuk diri mereka sendiri!
Mari tingkatkan bakti kita kepada orangtua. Dengan doa. Dengan perhatian. Dengan nafkah. Dengan waktu. Dengan apa saja. Menariknya, mereka yang rajin dan rutin berbakti, diberikan kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Urusan-urusan di kantor pun jadi lebih gampang.
Buktikan saja. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Di seminar motivasi, saya sering mengajak peserta untuk memiliki kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Ternyata ada rahasianya. Anda mau tahu salah satu rahasianya?
Begini. Sebelum Anda membaca tulisan ini, baiknya tarik nafas panjang dulu. Sudah?
Kalau sudah, boleh dilanjutkan.
Ketika kita masih kecil, misalnya sakit, tahukah kita ternyata orangtua berdoa, “Ya Allah, sembuhkan anakku. Pindahkan saja sakitnya padaku.” Jelas, doa ini tidak terlalu tepat. Kalau berharap sembuh, yah sembuh saja. Tak perlu berharap sakit yang berpindah segala. Namun itu menunjukkan rasa sayang dan pengorbanan orangtua kepada anaknya.
Kini, kita sudah dewasa dan misalnya orangtua sakit, seperti apa doa dan perhatian kita kepada mereka? Pastilah tidak setara dengan doa dan perhatian mereka dulu. Betul apa betul?
Bahkan sekarang pun, ketika kita sudah dewasa, sudah mandiri, dan sudah sukses, rupa-rupanya hampir semua doa yang orangtua ucapkan adalah untuk kita, anak-anaknya! Hanya sedikit saja doa yang mereka ucapkan untuk diri mereka sendiri!
Mari tingkatkan bakti kita kepada orangtua. Dengan doa. Dengan perhatian. Dengan nafkah. Dengan waktu. Dengan apa saja. Menariknya, mereka yang rajin dan rutin berbakti, diberikan kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Urusan-urusan di kantor pun jadi lebih gampang.
Buktikan saja. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Senin, 15 Agustus 2016
Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Karyawan
Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi SDM
Di seminar motivasi pendidikan, saya sebagai motivator Indonesia sering mengajak peserta untuk memiliki mental pemenang. Berusaha berpikir positif. Niscaya akan beruntung.
Alhamdulillah sejak 2010 sampai saat ini , di berbagai kesempatan saya membawakan seminar 7 Keajaiban Rezeki bareng Ary Ginanjar, Syafi’i Antonio, Aa Gym, Sandiaga Uno, Tung Desem Waringin, Bong Chandra, Merry Riana, Nurhayati Subakat (pemilik Wardah), Darnelly Guril (pemilik Arminareka), Heppy Trenggono, Habiburrahman El-Shirazy, Jamil Azzaini, dan lain-lain.
Sebagai pembicara seminar, kesempatan ini merupakan nikmat tersendiri bagi saya. Satu hal yang sering saya bahas di seminar adalah soal mental pemenang. Dalam keseharian, mereka yang bermental pemenang kadang bersikap terbalik. Dan rupa-rupanya ini malah menjadi motivasi sukses bagi mereka. Positif.
Misalkan saja:
- Sakit, tapi masih bisa tersenyum.
- Gagal, tapi masih bisa bahagia.
- Bangkrut, tapi masih bisa bersyukur.
- Miskin, tapi masih mau berbagi.
Memang tidak mudah, tapi bisa!
Kita, orang Indonesia, harus bisa!
Untuk mengundang Ippho Santosa dalam in-house seminar, SMS 0812-704-9090.
Seminar Motivasi bersama BI.
Di seminar motivasi pendidikan, saya sebagai motivator Indonesia sering mengajak peserta untuk memiliki mental pemenang. Berusaha berpikir positif. Niscaya akan beruntung.
Alhamdulillah sejak 2010 sampai saat ini , di berbagai kesempatan saya membawakan seminar 7 Keajaiban Rezeki bareng Ary Ginanjar, Syafi’i Antonio, Aa Gym, Sandiaga Uno, Tung Desem Waringin, Bong Chandra, Merry Riana, Nurhayati Subakat (pemilik Wardah), Darnelly Guril (pemilik Arminareka), Heppy Trenggono, Habiburrahman El-Shirazy, Jamil Azzaini, dan lain-lain.
Sebagai pembicara seminar, kesempatan ini merupakan nikmat tersendiri bagi saya. Satu hal yang sering saya bahas di seminar adalah soal mental pemenang. Dalam keseharian, mereka yang bermental pemenang kadang bersikap terbalik. Dan rupa-rupanya ini malah menjadi motivasi sukses bagi mereka. Positif.
Misalkan saja:
- Sakit, tapi masih bisa tersenyum.
- Gagal, tapi masih bisa bahagia.
- Bangkrut, tapi masih bisa bersyukur.
- Miskin, tapi masih mau berbagi.
Memang tidak mudah, tapi bisa!
Kita, orang Indonesia, harus bisa!
Untuk mengundang Ippho Santosa dalam in-house seminar, SMS 0812-704-9090.
Seminar Motivasi bersama BI.
Rabu, 10 Agustus 2016
Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja
Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja
Di seminar motivasi, saya kadang bertanya kepada peserta.
Kapan rezeki datang?
Sebenarnya, yah selalu datang.
Selagi kita masih ada umur.
Rezeki bukan soal gaji atau laba saja. Lebih luar dari itu.
Jangankan kita, hewan saja dijamin rezekinya. Jelek-jelek gitu, maling pun dijamin rezekinya. Yah, apalagi kita yang insya Allah orang baik-baik. Terlebih-lebih lagi kalau kita beriman.
Namun ada yang namanya rezeki tidak disangka-sangka. Sesuai namanya, tidak disangka-sangka, tapi datang seketika. Kapan datangnya? Saya pun berusaha mempelajari polanya, karena segala sesuatu ada polanya.
Alhamdulillah, sejak 2010 saya serius menulis tentang rezeki. Mulai buku 7 Keajaiban Rezeki sampai buku Percepatan Rezeki. Ada pula buku Magnet Rezeki. Akhirnya pola itu sedikit-banyak saya temukan.
Hm, apa saja polanya? Begini:
- Setelah kita berserah diri kepada-Nya (tawakal)
- Saat kita berusaha mematuhi perintah-Nya
- Saat kita berusaha menjauhi larangan-Nya
- Saat kita berikhtiar sungguh-sungguh
Itu pola umumnya, yang hampir semua orang sudah mengetahuinya.
Terus, apa pola khususnya? Ternyata banyak.
Saya berjanji akan sharing pola-pola khususnya di channel Telegram. Maka dari itu, ajaklah teman-teman kita untuk install Telegram dan bergabung di channel ipphoright (Telegram).
Klik >> telegram.me/ipphoright
Apalagi kita sama-sama tahu, saat kita sungguh-sungguh berharap orang lain membaik rezekinya, maka Dia Yang Maha Pemurah serta-merta memperbaiki rezeki kita. Dan ingat-ingatlah ini:
- Ingin cerdas, cerdaskan orang lain
- Ingin sukses, sukseskan orang lain
- Ingin doa terkabul, doakan orang lain
- Ingin dibantu Allah, bantu orang lain
- Ingin darah membaik, donor darah ke orang lain
- Dan seterusnya
Inilah kuncinya. Ketika Anda mengajak orang lain bergabung ke channel ini, niatkan sungguh-sungguh agar mereka membaik rezekinya. Istilah saya, berkah berlimpah. Sekali lagi, kuncinya pada kesungguhan niat.
Siap?
Untuk mengundang, klik www.ippho.com
Di seminar motivasi, saya kadang bertanya kepada peserta.
Kapan rezeki datang?
Sebenarnya, yah selalu datang.
Selagi kita masih ada umur.
Rezeki bukan soal gaji atau laba saja. Lebih luar dari itu.
Jangankan kita, hewan saja dijamin rezekinya. Jelek-jelek gitu, maling pun dijamin rezekinya. Yah, apalagi kita yang insya Allah orang baik-baik. Terlebih-lebih lagi kalau kita beriman.
Namun ada yang namanya rezeki tidak disangka-sangka. Sesuai namanya, tidak disangka-sangka, tapi datang seketika. Kapan datangnya? Saya pun berusaha mempelajari polanya, karena segala sesuatu ada polanya.
Alhamdulillah, sejak 2010 saya serius menulis tentang rezeki. Mulai buku 7 Keajaiban Rezeki sampai buku Percepatan Rezeki. Ada pula buku Magnet Rezeki. Akhirnya pola itu sedikit-banyak saya temukan.
Hm, apa saja polanya? Begini:
- Setelah kita berserah diri kepada-Nya (tawakal)
- Saat kita berusaha mematuhi perintah-Nya
- Saat kita berusaha menjauhi larangan-Nya
- Saat kita berikhtiar sungguh-sungguh
Itu pola umumnya, yang hampir semua orang sudah mengetahuinya.
Terus, apa pola khususnya? Ternyata banyak.
Saya berjanji akan sharing pola-pola khususnya di channel Telegram. Maka dari itu, ajaklah teman-teman kita untuk install Telegram dan bergabung di channel ipphoright (Telegram).
Klik >> telegram.me/ipphoright
Apalagi kita sama-sama tahu, saat kita sungguh-sungguh berharap orang lain membaik rezekinya, maka Dia Yang Maha Pemurah serta-merta memperbaiki rezeki kita. Dan ingat-ingatlah ini:
- Ingin cerdas, cerdaskan orang lain
- Ingin sukses, sukseskan orang lain
- Ingin doa terkabul, doakan orang lain
- Ingin dibantu Allah, bantu orang lain
- Ingin darah membaik, donor darah ke orang lain
- Dan seterusnya
Inilah kuncinya. Ketika Anda mengajak orang lain bergabung ke channel ini, niatkan sungguh-sungguh agar mereka membaik rezekinya. Istilah saya, berkah berlimpah. Sekali lagi, kuncinya pada kesungguhan niat.
Siap?
Untuk mengundang, klik www.ippho.com
Selasa, 09 Agustus 2016
Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi SDM
Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi SDM
Dalam seminar motivasi untuk karyawan atau seminar motivasi kerja, saya sering menyinggung soal kerja adalah ibadah. Bukan sekadar mencari nafkah. Sebagai motivator Indonesia, saya merasa perlu mengingatkan hal ini.
Semua orang tahu #KerjaItuIbadah (Work with Worship).
- Bukankah dengan bekerja, ia mencukupi dirinya sendiri, sehingga menjaga dirinya dari meminta-minta.
- Bukankah dengan bekerja, ia mencukupi keluarga inti dan membantu keluarga besar.
- Bukankah dengan bekerja, ia berusaha menjadi teladan terbaik bagi anak-anaknya.
- Bukankah dengan bekerja, ia berusaha untuk jujur dan gigih, agar menjadi amal jariyah bagi orangtua dan guru-gurunya
- Bukankah dengan bekerja, ia menjalankan perannya sebagai khalifah, di mana ia pantang menyia-nyiakan potensi dan pantang berbuat kerusakan.
- Kerja itu ibadah, dakwah, amanah, anugerah, kehormatan, pelayanan, panggilan, aktualisasi, potensi, dan seni. Setidaknya, ada sepuluh makna. Dan inilah kelebihan kita, karena literatur Barat tidak mengenal konsep kerja sebagai ibadah.
Maaf, kalau sekadar kerja, kera juga kerja. Kalau sekadar makan, babi hutan juga makan. Buya Hamka sudah mengingatkan ini dengan tegas dan keras sejak puluhan tahun yang silam. Yah, sudah sepantasnya manusia punya nilai tambah. Ketika bekerja, manusia hendaknya juga mencari keberkahan, keilmuan, pengalaman, silaturahim, nama baik, dan lain sebagainya. Bukan sekadar kerja. Silakan berfalsafah, “Kerja, kerja, kerja.” Namun iringi juga dengan, “Berkah, berkah, berkah.”
Masihkah kita menganggap kerja itu sekadar mencari nafkah?
Berita 'Seminar Motivasi' di Solo Pos.
Berita 'Seminar Motivasi' di Tribun Jogja.
Berita 'Seminar Motivasi di Tribun Pekanbaru.
Follow @ipphoright.
Berita 'Seminar Motivasi' di Solo Pos.
Berita 'Seminar Motivasi' di Tribun Jogja.
Berita 'Seminar Motivasi di Tribun Pekanbaru.
Follow @ipphoright.
Langganan:
Komentar (Atom)





