Motivasi Kerja Karyawan, Seminar Motivasi Bisnis, Seminar Motivasi Pelajar
Anda ngefans sama siapa?
Jason Statham atau Robert Downey Jr?
Justin Bieber atau Tayor Swift?
Ngefans berat?
Sungguh, kelak kita akan dikumpulkan dengan orang-orang yang kita cintai, walaupun kita belum pernah bertemu dengan orang-orang tersebut. Itu pesan guru saya.
Oleh karenanya, pastikan kita mencintai orang-orang yang tepat. Tatkala kita mencintai seseorang, maka kita akan senantiasa menyebut-nyebut namanya. Dengan senang hati pula kita menuruti kata-katanya, juga membelanya.
Dan manakala orang lain menyebut namanya, hati kita langsung bergetar! Itulah tanda-tanda cinta!
Cinta kadang tak perlu diucapkan. Namun terlihat nyata dari sikap kita. Apakah kita sering menyebut-nyebut namanya? Apakah kita menuruti kata-katanya? Begitu terdengar namanya, apakah hati kita langsung bergetar?
#JumatBerkah. Sekali lagi, pastikan kita mencintai orang yang tepat. Bukan mereka yang justru menjauhkan kita dari-Nya. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Minggu, 18 September 2016
Motivasi Kerja Karyawan, Seminar Motivasi Bisnis, Seminar Motivasi Pelajar
Motivasi Kerja Keras, Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Pegawai
Motivasi Kerja Keras, Seminar Motivasi SDM, Seminar Motivasi Pegawai
4 huruf, tapi bisa melipatgandakan berkah dan hasil. Ya, cuma 4 huruf...
Apa itu? A-j-a-k.
Maksudnya? Saya kasih contoh ya:
- Bangun awal dan AJAK orang bangun awal.
- Berbagi dan AJAK orang berbagi.
- Berbakti dan AJAK orang berbakti.
- Sukses dan AJAK orang untuk sukses.
- Kerja keras dan AJAK orang untuk kerja keras.
Begini. Kita mengajak orang pada kebaikan, bukan berarti kita ini 100% orang baik-baik. Belum tentu. Ini namanya mengingatkan dalam kebaikan dan sama-sama menuju kebaikan. Jika kita mengajak diri kita dan orang lain dalam kebaikan, maka sedikit-banyak ini akan mencegah kita jatuh dalam keburukan.
Demikian pula dengan kesuksesan. Kita mengajak orang pada kesuksesan, bukan berarti kita ini orang yang sudah sukses. Belum tentu. Ini namanya saling mengingatkan, saling menyemangati, dan sama-sama menuju kesuksesan. Jika kita mengajak diri kita dan orang lain dalam kesuksesan, maka sedikit-banyak ini akan mencegah kita jatuh dalam kegagalan.
Makanya follower saya selalu mengajak teman-temannya dan saudara-saudaranya untuk ikut seminar saya. Terutama yang gratis. Adalah egois kalau kita hanya mementingkan kesuksesan kita sendiri saja. Ya, egois.
Berbagi, misalnya. Mungkin Anda cuma sanggup Rp 20 ribu. Tapi itu bisa bernilai Rp 2 juta, kalau Anda MENGAJAK 100 orang untuk ikut berbagi. Kurang-lebih yah begitu.
Sholat dhuha, misalnya. Mungkin Anda cuma sanggup 4 rakaat. Tapi itu bisa bernilai 400 rakaat, kalau Anda MENGAJAK 100 orang untuk ikut ber-dhuha. Kurang-lebih yah begitu.
Demikianlah, cuma 4 huruf, tapi bisa melipatgandakan berkah dan hasil. A-J-A-K.
Mari, ajak kenalan-kenalan kita bergabung di grup WA ini.
Sekian dari saya, Ippho Santosa. Semoga berkah berlimpah!
Selasa, 06 September 2016
Seminar Motivasi Bisnis, Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Pegawai
Seminar Motivasi Bisnis, Seminar Motivasi Karyawan, Seminar Motivasi Pegawai
Di seminar motivasi diri, kadang saya membahas soal pentingnya magang.
Seorang Muhammad muda bisa sukses berbisnis, wasilahnya dari mana? Salah satunya dari magang. Sejarah mencatat, ia magang dan dibimbing oleh pamannya tercinta.
Donald Trump (walaupun sebagian besar orang tidak menyukainya, namun ia terbukti sukses berbisnis) juga menganjurkan dan mengajarkan magang. Apprentice, namanya.
Jack Ma, salah satu orang terkaya di Tiongkok, lagi-lagi menganjurkan dan mengajarkan magang. Selain beroleh ilmu yang detail, kita juga bisa merasakan spirit, dream, dan passion si pengusaha.
Tentu saja, magang lebih menyita waktu namun itu sangat setimpal jika dibanding dengan hasil dan dampak yang akan diperoleh. Apalagi kalau kita magang bersama the best one, yang terbaik, bukan sosok biasa.
Ini berlaku baik dalam bisnis maupun dalam karier. Entah Anda ingin menjadi pengusaha atau karyawan. Dan baiknya, carilah tempat magang yang bisa meningkatkan motivasi kerja.
Anda siap?
Di seminar motivasi diri, kadang saya membahas soal pentingnya magang.
Seorang Muhammad muda bisa sukses berbisnis, wasilahnya dari mana? Salah satunya dari magang. Sejarah mencatat, ia magang dan dibimbing oleh pamannya tercinta.
Donald Trump (walaupun sebagian besar orang tidak menyukainya, namun ia terbukti sukses berbisnis) juga menganjurkan dan mengajarkan magang. Apprentice, namanya.
Jack Ma, salah satu orang terkaya di Tiongkok, lagi-lagi menganjurkan dan mengajarkan magang. Selain beroleh ilmu yang detail, kita juga bisa merasakan spirit, dream, dan passion si pengusaha.
Ini berlaku baik dalam bisnis maupun dalam karier. Entah Anda ingin menjadi pengusaha atau karyawan. Dan baiknya, carilah tempat magang yang bisa meningkatkan motivasi kerja.
Anda siap?
Senin, 05 September 2016
Seminar Motivasi Wirausaha, Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi SDM
Seminar Motivasi Wirausaha, Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi SDM
Profesi dan posisi guru itu menyenangkan. Setidaknya, membuat Anda awet muda (karena selalu berinteraksi dengan manusia), senantiasa dikenang, dan sarat amal jariyah.
Saya pribadi berusaha menghubungi bahkan menemui guru-guru yang pernah mengajar saya. Karena teramat besar jasa mereka kepada saya. Begitulah, jasa mereka selalu dikenang.
Sebenarnya saya pun seorang guru. Itulah takdir saya. Hanya saja, predikatnya sedikit berbeda. Namanya motivator. Kedengaran lebih keren ya? Hehehe, sama saja.
Dengan izin Allah, saya pernah berseminar di Tokyo Institute of Technology, Osaka University, KAIST (Korea), Australian National University, Melbourne University, Curtin University, Queensland University, dan Al-Azhar University (Mesir).
Kenapa saya mengajar? Pertama, berinteraksi dengan manusia. Jangan salah, tidak semua profesi berinteraksi intens dengan manusia. Kedua, sarat dengan amal jariyah. Dan masih banyak alasan lainnya.
Sekiranya kita bukan guru, yah nggak apa-apa. Namun tetaplah melibatkan diri dalam kegiatan keilmuan. Misalnya, sebagai donatur di sekolah, donatur di pesantren, peneliti, dan lain-lain. Buat apa? Yah itu tadi, meraih amal jariyah.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Profesi dan posisi guru itu menyenangkan. Setidaknya, membuat Anda awet muda (karena selalu berinteraksi dengan manusia), senantiasa dikenang, dan sarat amal jariyah.
Saya pribadi berusaha menghubungi bahkan menemui guru-guru yang pernah mengajar saya. Karena teramat besar jasa mereka kepada saya. Begitulah, jasa mereka selalu dikenang.
Sebenarnya saya pun seorang guru. Itulah takdir saya. Hanya saja, predikatnya sedikit berbeda. Namanya motivator. Kedengaran lebih keren ya? Hehehe, sama saja.
Dengan izin Allah, saya pernah berseminar di Tokyo Institute of Technology, Osaka University, KAIST (Korea), Australian National University, Melbourne University, Curtin University, Queensland University, dan Al-Azhar University (Mesir).
Kenapa saya mengajar? Pertama, berinteraksi dengan manusia. Jangan salah, tidak semua profesi berinteraksi intens dengan manusia. Kedua, sarat dengan amal jariyah. Dan masih banyak alasan lainnya.
Sekiranya kita bukan guru, yah nggak apa-apa. Namun tetaplah melibatkan diri dalam kegiatan keilmuan. Misalnya, sebagai donatur di sekolah, donatur di pesantren, peneliti, dan lain-lain. Buat apa? Yah itu tadi, meraih amal jariyah.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Rabu, 31 Agustus 2016
Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi Karyawan
Seminar Motivasi Pegawai, Seminar Motivasi Kerja, Seminar Motivasi Karyawan
"When you find yourself on the side of the majority, it's time to PAUSE and reflect." (Mark Twain)
Orang rata-rata alias mayoritas enggan belajar. Sebut saja, malas belajar. Kita hendaknya melakukan yang sebaliknya. Belajar. Berguru. Bermurid.
Jadilah guru dan jadilah murid. Ibaratnya, kita punya orangtua, tapi juga punya anak. Itu sangat menyenangkan. Bisa mengajar dan juga bisa belajar.
Catat ya. Orang yang belajar itu open-minded, awet muda, tidak mudah pikun.
Termasuk, kegiatan menulis. Ketika anda berhasil menangkap seekor kijang, maka ikatlah. Jika tidak, sia-sialah keletihan dan pengorbanan Anda. Menulis itu mengikat ilmu.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
"When you find yourself on the side of the majority, it's time to PAUSE and reflect." (Mark Twain)
Orang rata-rata alias mayoritas enggan belajar. Sebut saja, malas belajar. Kita hendaknya melakukan yang sebaliknya. Belajar. Berguru. Bermurid.
Jadilah guru dan jadilah murid. Ibaratnya, kita punya orangtua, tapi juga punya anak. Itu sangat menyenangkan. Bisa mengajar dan juga bisa belajar.
Catat ya. Orang yang belajar itu open-minded, awet muda, tidak mudah pikun.
Termasuk, kegiatan menulis. Ketika anda berhasil menangkap seekor kijang, maka ikatlah. Jika tidak, sia-sialah keletihan dan pengorbanan Anda. Menulis itu mengikat ilmu.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Selasa, 30 Agustus 2016
Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran, Seminar Motivasi Kerja
Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran, Seminar Motivasi Kerja
Orang yang dominan otak kirinya akan berpikir panjang untuk sedekah. Mikir ini-itu. Setelah sedekah pun, kepikiran. Hehehe.
Ternyata ada satu hikmah tersirat dari sedekah terkait dengan otak kanan. Apa itu? Begini:
- Sedekah berasal dari kata shodaqoh.
- Shodaqoh artinya benar.
- Benar, Bahasa Inggris-nya adalah right.
- Makna lain dari right adalah kanan.
- Kalaulah boleh dikait-kaitkan, maka sedekah itu otak kanan. Hehehe, maksa!
Hikmahnya, sedekah akan lebih mudah untuk dilakukan dengan pendekatan otak kanan. Nggak terlalu mikir.
Barangkali Anda mengerutkan kening pertanda kurang setuju, tapi pada kenyataannya yah seperti itu. Hehehe.
Setuju apa nggak, yang penting Anda tetap sedekah. Ocre? Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Orang yang dominan otak kirinya akan berpikir panjang untuk sedekah. Mikir ini-itu. Setelah sedekah pun, kepikiran. Hehehe.
Ternyata ada satu hikmah tersirat dari sedekah terkait dengan otak kanan. Apa itu? Begini:
- Sedekah berasal dari kata shodaqoh.
- Shodaqoh artinya benar.
- Benar, Bahasa Inggris-nya adalah right.
- Makna lain dari right adalah kanan.
- Kalaulah boleh dikait-kaitkan, maka sedekah itu otak kanan. Hehehe, maksa!
Hikmahnya, sedekah akan lebih mudah untuk dilakukan dengan pendekatan otak kanan. Nggak terlalu mikir.
Barangkali Anda mengerutkan kening pertanda kurang setuju, tapi pada kenyataannya yah seperti itu. Hehehe.
Setuju apa nggak, yang penting Anda tetap sedekah. Ocre? Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Seminar Motivasi Perusahaan, Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran
Seminar Motivasi Perusahaan, Seminar Motivasi Korporat, Seminar Motivasi Kantoran
Di seminar motivasi, saya sering mengajak peserta untuk memiliki kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Ternyata ada rahasianya. Anda mau tahu salah satu rahasianya?
Begini. Sebelum Anda membaca tulisan ini, baiknya tarik nafas panjang dulu. Sudah?
Kalau sudah, boleh dilanjutkan.
Ketika kita masih kecil, misalnya sakit, tahukah kita ternyata orangtua berdoa, “Ya Allah, sembuhkan anakku. Pindahkan saja sakitnya padaku.” Jelas, doa ini tidak terlalu tepat. Kalau berharap sembuh, yah sembuh saja. Tak perlu berharap sakit yang berpindah segala. Namun itu menunjukkan rasa sayang dan pengorbanan orangtua kepada anaknya.
Kini, kita sudah dewasa dan misalnya orangtua sakit, seperti apa doa dan perhatian kita kepada mereka? Pastilah tidak setara dengan doa dan perhatian mereka dulu. Betul apa betul?
Bahkan sekarang pun, ketika kita sudah dewasa, sudah mandiri, dan sudah sukses, rupa-rupanya hampir semua doa yang orangtua ucapkan adalah untuk kita, anak-anaknya! Hanya sedikit saja doa yang mereka ucapkan untuk diri mereka sendiri!
Mari tingkatkan bakti kita kepada orangtua. Dengan doa. Dengan perhatian. Dengan nafkah. Dengan waktu. Dengan apa saja. Menariknya, mereka yang rajin dan rutin berbakti, diberikan kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Urusan-urusan di kantor pun jadi lebih gampang.
Buktikan saja. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Di seminar motivasi, saya sering mengajak peserta untuk memiliki kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Ternyata ada rahasianya. Anda mau tahu salah satu rahasianya?
Begini. Sebelum Anda membaca tulisan ini, baiknya tarik nafas panjang dulu. Sudah?
Kalau sudah, boleh dilanjutkan.
Ketika kita masih kecil, misalnya sakit, tahukah kita ternyata orangtua berdoa, “Ya Allah, sembuhkan anakku. Pindahkan saja sakitnya padaku.” Jelas, doa ini tidak terlalu tepat. Kalau berharap sembuh, yah sembuh saja. Tak perlu berharap sakit yang berpindah segala. Namun itu menunjukkan rasa sayang dan pengorbanan orangtua kepada anaknya.
Kini, kita sudah dewasa dan misalnya orangtua sakit, seperti apa doa dan perhatian kita kepada mereka? Pastilah tidak setara dengan doa dan perhatian mereka dulu. Betul apa betul?
Bahkan sekarang pun, ketika kita sudah dewasa, sudah mandiri, dan sudah sukses, rupa-rupanya hampir semua doa yang orangtua ucapkan adalah untuk kita, anak-anaknya! Hanya sedikit saja doa yang mereka ucapkan untuk diri mereka sendiri!
Mari tingkatkan bakti kita kepada orangtua. Dengan doa. Dengan perhatian. Dengan nafkah. Dengan waktu. Dengan apa saja. Menariknya, mereka yang rajin dan rutin berbakti, diberikan kehidupan yang lebih lapang dan lebih tenang. Urusan-urusan di kantor pun jadi lebih gampang.
Buktikan saja. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Langganan:
Komentar (Atom)



